Friday, December 12, 2008

Jika Dibandingkan Dengan Pesaing


"Semua penjual itu pembual," celoteh seorang peserta pelatihan yang saya pimpin awal bulan ini. "Apakah memang begitu," selidik saya kepadanya, lalu dia dengan sedikit bergurau mengatakan bahwa penjual/salesman terlalu banyak cakap dan melebih-lebihkan keadaan sampai dia pernah beberapa kali merasa tertipu dalam bertransaksi dan pernyataan ini sepertinya diiyakan sebagian peserta yang lain. "Semua penjual itu pembual," celoteh seorang peserta pelatihan yang saya pimpin awal bulan ini. "Apakah memang begitu," selidik saya kepadanya, lalu dia dengan sedikit bergurau mengatakan bahwa penjual/salesman terlalu banyak cakap dan melebih-lebihkan keadaan sampai dia pernah beberapa kali merasa tertipu dalam bertransaksi dan pernyataan ini sepertinya diiyakan sebagian peserta yang lain. Kesan yang sedemikian hebatnya tentu perlu mendapat perhatian. Kesan inilah yang membuat banyak praktisi penjualan mendapat penolakan bahkan sebelum sempat mempresentasikan produknya. Dalam bahasa kasar kita sebut sebagai pengusiran. Kecakapan penjual dalam bersilat lidah, mengelola kata-kata dan pemosisian diri yang tangguh sering membuat posisi pembeli merasa terjepit dan ingin bertahan dengan mencoba mencari kejelekan sisi penjual. Salah satunya adalah membandingkan dengan pesaing yang lain. Sikap membandingkan pada dasarnya cenderung merupakan tanda–tanda adanya potensi penolakan. Jadi sebagai penjual, kita harus berhati-hati jika sudah ada indikasi bandingmembandingkan oleh calon pembeli kita. Walaupun ada juga indikasi bahwa sikap membandingkan juga bisa terjadi untuk sekadar menguatkan persepsi calon pembeli bahwa pilihannya adalah sudah benar, tetap saja kita harus waspada. Salah menangani pembanding, kita akan mungkin terperosok ke titik kesan yang terjelek dan kemudian kita kesulitan menanganinya. Berikut beberapa trik sederhana untuk bisa selamat atas perbandingan-perbandingan yang kita hadapi dalam keseharian penjualan.

Aple to aple
Istilah populer ini –aple to aple— adalah sebuah penggambaran membandingkan setara antara apel dengan apel, bukan apel dengan jeruk. Membandingkan apel dengan apel jelas imbang dan fair tetapi membandingkan apel dengan jeruk jelas tidak sepadan dan tidak fair. Ingat hal ini, jika kita tidak cerdas mengamati pembanding, kita terpaksa harus dibandingkan dengan produk/pesaing yang bukan padanan kita. Saat ini sudah sangat jamak jika penjual menciptakan berbagai trik untuk menggoyang perhatian pembeli dan memainkan berbagai kata-kata untuk menciptakan kesan positif. Kesan itu bisa berupa harga murah, fasilitas dan bonus yang lebih banyak, pelayanan yang lebih prima, lokasi yang cenderung lebih dekat dan ideal dan berbagai kesan positif. Karena semua penjual melakukan hal yang sama, otomatis terjadi kompetisi. Contoh membandingkan jasa penerbangan Garuda dengan Air Asia jelas tidak fair dan tidak sebanding, walaupun mereka sama-sama penyelenggara jasa penerbangan. Mereka berbeda karena fasilitas, kondisi pelayanan, harga dan persyaratannya pun berbeda. Kalau sebagai penjual dipojokkan dalam perbandingan tidak sepadan, kita harus cerdas mengamati dengan cermat persamaan dan perbedaannya dengan bertanya lebih lanjut. Kita gali apakah kelebihankelebihan yang dibandingkan dengan kita dan jika jelas kita sudah melihat ada ketidaksepadanan, seyogyanya kita memulai dengan memberikan sedikit kelegaan dengan mengatakan sesuatu seperti "Ya, tentu anda bisa mendapatkan hal itu dimana saja / dari penjual manapun" –jangan langsung anda tolak— selanjutnya anda pastikan dengan kalimat pembeda seperti "Tetapi jelas ini tidak serupa/persis, jika anda menginginkan keunggulan, jelas produk kami memiliki keunggulan yang nyata, seperti ..... —lanjutkan ke topik yang fokus dibicarakan pembeli—"

Persaingan eklusif
Hindarkan diri anda, perusahaan dan produk anda dalam sebuah percakapan persaingan eklusif. Head to head. Hanya antara anda dengan satu pesiang. Persaingan eksklusif cenderung mengundang pembeli untuk mencari tahu, mencoba, atau bahkan menjajagi kemungkinan bekerja sama dengan pesaing tersebut. Perbandingan eksklusif tidak memberikan banyak alternatif. Perbandingan ini memberikan peluang besar kepada pihak pembeli untuk memilih dengan leluasa dan membandingkannya dengan mudah. Situasi pembicaraan/negosiasi yang terjebak dalam perbandingan eksklusif seperti ini acapkali hanya menambah pemahaman pembeli atas produk/kondisi pesaing. Hindari perbandingan ini, kecuali jika kita yakin performa produk kita jauh di atas pesaing tersebut dan kita yakin pembeli ini adalah pangsa pasar yang cocok di kelas kita. Jika terjadi pembeli membandingkan kita dengan hanya satu pesaing, ada bagusnya coba pecahkan perhtiannya dengan mengatakan kita memiliki lebih banyak pesaing lain dengan tidak lupa menyebutkan keunikan kita (bukan menyebut kata kita unik/beda). Kesalahan terbanyak yang dilakukan penjual adalah sering-sering mengatakan produknya berbeda tanpa menyebutkan perbedaan-perbedaannya. Anda tentu sering mendengar slogan "Kami memang beda" atau sejenisnya, tetapi apa yang terjadi dalam benak kita atas slogan tersebut? "Kalau memang beda, so what gitu lho...! Apa untungnya untuk saya?"

Hindarkan perdebatan
Untuk kebanyakan orang Asia, berdebat adalah tindakan paling makruh yang dilakukan dalam proses penjualan. Jelas berdebat hanya akan mengundang penolakan. Perdebatan yang terlalu dalam akan menciptakan goresan di hati semua pihak yang sulit diperbaiki di kemudian hari. Perdebatan berorientasi mengalahkan, sementara tidak ada satu pihak pun yang mau merasa kalah/dikalahkan. Inti dari menangani perilaku membanding-bandingkan adalah menangani manusianya. Masalah utamanya bukanlah produk kita, tetapi perasaan dari manusia itu sendiri. Bukan harga bahkan pada kondisi tertentu bukan juga mengenai kualitas. Tidak sedikit produk yang laku keras itu produk yang lebih mahal. Selanjutnya, seni menangani manusialah intinya. Keyakinan diri dan pembawaan yang tenang dan santun akan lebih menenangkan pembeli yang suka membanding-bandingkan. Tetaplah mennjaga diri sehingga tidak menjatuhkan pesaing dengan kasar. Menjatuhkan pesaing dengan kasar bisa diterjemahkan sebagai tindakan yang tidak ramah dan berbahaya bagi pembeli. Pembeli bisa merasa terancam, karena mereka akan merasa jangan-jangan mereka juga akan diperlakukan kasar seperti yang kita tunjukkan kepadanya. Sadarilah pesaing bukanlah sesuatu yang harus dihapuskan, tetapi mereka pantas ada untuk memacu dan mengingatkan kita untuk lebih baik, lebih maju, lebih sukses dan lebih
sempurna.

LINGKUP PEMASARAN


Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan, dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan. Sesungguhnya, orang-orang pemasaran melakukan pemasaran dari 10 jenis wujud yang berbeda: barang, jasa, pengayaan pengalaman, peristiwa, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan gagasan.
Pertanyaan yang Sering Diajukan oleh Pemasar
☻Bagaimana cara mengenali dan memilih segmen pasar yang tepat untuk dilayani?
☻Bagaimana cara mendiferisiasikan tawaran kita terhadap tawaran pesaing?
☻Bagaimana cara menaggapi pelanggan yang mendesak kita untuk menurunkan harga?
☻Bagaimana cara bersaing dengan para pesaing yang berbiaya rendah, berharga rendah
dari dalam dan luar negeri?
☻Sejauh mana cara menyesuaikan tawaran kita supaya pas dengan kebutuhan masing-
masing pelanggan?
☻Cara-cara penting apa yang dapat menumbuhkan bisnis kita?
☻Bagaimana cara membangun merek yang lebih kuat?
☻Bagaimana cara kita menguarangi biaya untuk mendapatkan pelanggan?
☻Bagaimana cara menjaga pelanggan kita supaya tetap setia selama periode yang
panjang?
☻Bagaimana cara menetapkan pelanggan yang lebih penting?
☻Bagaimana cara mengukur lamanya pengembalian modal yang diinvestasikan dalam
iklan, promosipenjualan, dan kehumasan (PR)?
☻Bagaimana cara memperbaiki produktivitas tenaga penjual?
☻Bagaimana cara membangun saluran pemasaran ganda dan mengelola konflik saluran?
☻Bagaimana cara membuat departemen-departemen lain perusahaan di kita menjadi
lebih berpotensi kepada pelanggan?

MENDEFINISIKAN PEMASARAN
Dari sejumlah definisi pemasaran yang ditawarkan, kita dapat membedakan antara definisi sosial dan definisi manajerial. Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan oleh pemasaran di masyarakat. Seorangpemasar mengatakan bahwa peran pemasaran adalah ”menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi.” Berikut ini ada sebuah definisi sosial yang sesuai dengan tujuan kita:
♠ Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang merekabutuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai ”seni menjual produk.”Akan tetapi, orang heran ketika mereka mendengar bahwa bagian yang paling penting dari pemasaran adlah bukan penjualan! Penjualan itu hanya merupakan puncak
kecil gunung es pemasaran. Peter Drucker, seorang ahli teori manajemen terkemuka, mengatakan sebagi berikut:
Orang dapat mengansumsikan bahwa akan selalu ada kebutuha akan penjualan.
Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga kemana-mana. Tujuan pemasaran bukan untuk mengetahui dan memahami pelanggnan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu.
♠ ( Manajemen ) pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

KONSEP PEMASARAN INTI
Pemasaran dapat dipahami lebih lanjut dengan mendefinisikan beberapa konsep intinya.
Pasar Sasaran dan Segmentasi
Jarang seorang pemasar dapat memuaskan setiap orang di pasar. Tidak setiap orang menyukai miniman ringan, ruangan hotel, restoran, mobil, perguruan tinggi, dan film yang sama. Oleh karena itu, para pemasar memulai dengan segmentasi pasar. Mereka mengidentifikasi dan membedakan kelompok-kelompok pembeli yang mungkin lebih menyukai atau memerlukan berbagai produk dan bauran pemasaran. Segmen pasar dapat diidentifikasi dengan memeriksa perbedaan-perbeaan demografis, psikografis, dan perilaku di kalangan para pembeli. Selanjutnya, perusahaan memutuskan segmen mana yang menyajikan peluang yang lebih besar mereka yang kebutuhannya dapat dipenuhi oleh perusahaan dengan cara yang unggul.
Untuk masing-masing pasar sasaran yang terpilih, perusahaan mengembangkan suatu tawaran pasar. Tawaran itu diposisikan di pikiran para pembeli sasaran sebagai suatu yang memberikan beberapa manfaat sangat penting. Sebagai contoh, Volvo mengembangkan mobilnya untuk para pembeli di pasar sasaran yang menganggap keselamatam mobil sebagai perhatian utama. Oleh karena itu, Volvo memposisikan mobilnya sebagai mobil yang paling aman yang dapat dibeli pelanggan. Secara tradisional, ”pasar”adalah tempat fisik di mana para pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang. Para ahli ekonomi sekarang menggambarkan pasar sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas sebuah produk atau kelompok produk tertentu (pasar perumahan atau bahan makanan ). Akan tetapi, para pemasar memandang penjual sebagai bagian yang membentuk pasar.
Orang-orang bisnis sering menggunakan istilah pasar untuk meliput berbagai pengelompokan pelanggan. Mereka berbicara tentang pasar kebutuhan (pasar orang yang melakukan diet); pasar produk (pasar sepatu); pasar demografis (pasar orang muda); dan pasar geografis (pasar perancis). Atau, mereka memperluas konsep itu untuk meliputi pasar lain, seperti pasar pemilih (pemberi suara), pasar tenaga kerja, dan pasar donor.

Pemasar dan Pospek
Seorang pemasar adalah seseorang yang mencari tanggapan (perhatian, pembelian, pemberian suara, sumbangan) dari pihak lain yang disebut prospek. Jika dua pihak itu saling berusaha untuk menjual sesuatu kepada yang lain, kita menyebut keduanya pemasar(marketers). Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan Pemasar harus berupaya untuk memahami kebutuhan, keinginan, dan permintaan pasar sasaran. Kebutuhan menggambarkan tuntunan dasar manusia. Orang membutuhkan makana, udara, air, pakaian, dan tempat berlindung untuk bisa bertahan hidup. Orang juga sangat membutuhkan rekreasi, pendidikan, dan hiburan. Kebutuhan-kebutuhan itu menjadi keinginan bila diarahkan kepada sasaran-sasaran spesifik yang mingkin dapat memenuhi kebituhan. Orang Amerika membutuhkan makanan tetapi menginginkan sepotong hamburger, kentang goreng, dan miniman ringan. Seseorang di Mauruitus membutuhkan makanan tetapi menginginkan sebuah mangga, nasi, miju-miju (lentils) atau biji-bijian kering yang dimasukkan ke sup, dan kacang-kacangan. Keinginan dibentuk oleh lingkungan masyarakat seseorang. Permintaan adalah keinginan akan produk-produk spesifik yang diduking oleh kemampuan untuk membayar. Banyak orang menginginkan sebuah Mercedes; hanya sedikit yang mampu dan mau membelinya. Perusahaan harus mengukur bukan saja berapa banyak orang menginginkan produk merka melainkan juga berapa banyak yang akan benar-benar mau dan mampu membelinya. Perbedaan-perbedaan itu memperjelas kritik yang sering dilontarkan bahwa ”para pemasar menciptakan kebutuhan” atau”pemasar membuat orang membeli barang yang tidak merka inginkan. ”para pemasar tidak menciptakan kebutuhan; Kebutuhan telah lama ada sebelum pemasar. Pemasar, bersama dengan pengaruh-prngaruh masyarakat lain, mempengaruhi keinginan. Pemasar mungkin mempromosikan gagasan bahwa sebuah Mercedes akan memuaskan kebutuhan seseorang akan ststus sosial. Akan tetapi, mereka tidak menciptakan kebutuhan akan status sosial.

Produk atau Tawaran
Orang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dengan produk. Produk adalah setiap tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan. Kita sudah menyebutkan sebelumnya jenis utama tawaran dasar: barang, jasa, pengalaman, peristiwa, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan gagasan.
Merek adalah suatu tawaran dari suatu sumber yang sudah dikenal. Nama merek seperti McDonald’s menimbulkan banyak asosiasi dalam pikiran orang: hamburger, kegembiraan anak-anak, makanan siap saji, Golden Arches. Asosiasi-asosiasi itu membangun kekuatan mereka yakni, citra merk yang kuat dan menyenagkan.

Nilai dan Kepuasan
Produk atau tawaran akan berhasil jika memberikan nilai dan kepuasan kepada pembeli sasaran. Pembeli memilih di antara beraneka ragam tawaran dari mulaiyang dianggap memberikan nilai yang paling banyak. Kita mendefinisikan nilai sebagai rasio antara apa yang didapatkan dan apa yang diberikan pelanggan. Pelanggan mendapatkan manfaat dan mengeluarkan biaya. Manfaat mencakup manfaat fungsional dan manfaat emosional.
Biaya mencakup biaya moneter, biaya waktu, biaya energi, dan biaya fisik.
Pemasaran dapat meningkatkan nilai tawaran pelanggan dengan beberapa cara :
Meningkatkan manfaat
Mengurangi biaya
Meningkatkan manfaat dan mengurangi biaya
Meningkatkan manfaat lebih besar dari pada kenaikan biaya
Mengurangi manfaat lebih kecil dari pada pengurangan biaya
Pertukaran, yang merupakan konsep inti dari pemasaran, mencakup perolehan produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya.
Supaya muncul potensi pertukaran, lima persyaratan harus dipenuhi :

1. Sekurang-kurangnya ada dua pihak.

2. Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang bernilai bagi pihak lain.

3. Masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan menyerahkan sesuatu.

4. Masing-masing pihak bebas untuk menerima atau menolak tawaran pertukaran.

5. Masing-masing pihak yakin bahwa bertransaksi dengan pihak lain merupakan hal yang tepat dan diinginkan.

Hubungan dan Jaringan Kerja
Pemasaran transaksi adalah bagian dari suatu gagasan yang lebih besar yang disebut pemasaran hubungan (relationship marketing).Pemasaran hubungan mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama-pelanggan, pemasok, distributor-dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan preferensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang mereka.

Saluran Pemasaran
Untuk mencapai pasar sasaran, pemasar menggunakan tiga jenis saluran pemasaran.Saluran komunikasi (communication channels)digunakan untuk menyerahkan dan menerima pesan dari pembeli sasaran.Saluran komunikasi ini meliputi surat kabar, majalah, radio, televisi, pos, telepon, papan iklan, poster, pamflet, CD, audiotape, dan internet. Lebih jauh dari itu, komunikasi disalurkan melalui ekspresi wajah dan pakaian, penampilan toko-toko eceran, dan banyak media lain. Saa ini, pemasar semakin banyak menambah saluran dialog (email dan nomor nomor bebas pulsa)untuk mengurangi saluran monolog yang lebih normal (seperti iklan). Pemasar menggunakan saluran distribusi untuk memamerkan atau menyerahkan produk fisik atau jasa kepada pembeli atau pengguna. Kita mengenal ada saluran distribusi fisik dan saluran distribusi jasa. Yang termasuk disitu adalah pergudangan, sarana transportasi, dan berbagai saluran dagang, seperti distributor, grosir, dan pengecer.pemasar juga menggunakan saluran penjualan untuk mempengaruhi

BERSYUKUR


AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI, OLEH KARENA
ITU AKU SELALU MENYUKAI APAPUN YANG AKU DAPATKAN.

Kata-Kata Diatas merupakan wujud syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai,tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur. Pertama : Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah,kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik. Tapi anda masih merasa kurang. Pikiran anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah,mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang.
Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi
anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi "KAYA" dalam arti yang sesungguhnya. Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang ''kaya''. Orang yang ''kaya'' bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat Menikmati apapun yang mereka miliki.Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan,tapi kita perlu menyadari
bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup.
Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan. Seorang pengarang pernah mengatakan, ''Menikahlah dengan orang yang Anda cintai,setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi.'' Ini perwujudan rasa syukur.Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki.Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika
ditanya kenapa demikian, ia menjawab, ''Saya mempunyai dua anak lak i-laki.
Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup ditanah seberang. Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya.
Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan
berjumpa dengan anak pertama saya di surga.''Bersyukurlah !Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan ....
Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan ?
Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu ...
Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar ...
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit ...
Di masa itulah kamu tumbuh ...
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu ...
Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang ...
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru ...
Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu ...
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat ...
Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga ...
Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih ...
Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan ...
Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik...
Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa
surut...
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif ...
Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi
berkah bagimu ...

Sadarkah Anda bahwa sepanjang hidup kita jualan


Dan kita harus terus berjualan untuk bertahan hidup..Saat anda masih anak - anak, begitu inginnya anda untuk mendapat sebatang es krim, and mungkin pernah membujuk ibu anda untuk memberikan es yang anda mau. Tapi kemudian ditolak. Anda tidak putus asa, anda membujuk; merengek; merajuk; sampai menangis dan berjanji berkelakuan baik demi mendapatkan es krim yang anda inginkan. Maka kemudian ibu anda luluh dan bersedia memberikan es yang anda mau. Nah, inilah contoh sederhana betapa anda sudah ‘menjual’ keinginan anda untuk mendapatkan es yang diinginkan hingga ibu anda menyetujuinya! Sebuah kisah sederhana yang mengingatkan, betapa di usia yang sangat belia sekalipun kita sudah mengenal konsep – konsep menjual secara sederhana. Jangan menutup diri anda dengan membatasi bahwa menjual hanyalah menjual barang atau produk saja. Menjual selalu ada dalam berbagai bentuk dalam kehidupan anda. Misalnya saja, saat anda melamar pekerjaan, anda sedang ‘menjual’ diri anda pada calon majikan agar mempekerjakan anda. Saat anda sedang mengajukan proposal proyek, anda juga sedang ‘menjual’ ide anda agar dikabulkan oleh manajer. Saat anda mengajukan permohonan kenaikan gaji, anda juga sedang ‘menjual’ keunggulan - keunggulan anda bagi perusahaan. Bahkan saat anda merayu pasangan saat melakukan kesalahan, andapun sedang ‘menjual’ pandangan anda bahwa anda layak dimaafkan dan mendapat kesempatan kedua. Jangan pernah meremehkan kemampuan menjual ini karena anda akan selalu membutuhkannya sepanjang hidup anda. Memang bila anda berkata ‘Sales’ atau ‘Salesmanship’; anda akan menemukan banyak konotasi negatif dan kurang enak yang tersembunyi didalamnya. Salesman sering dikonotasikan dengan penipu, tukang memaksa orang untuk membeli hal yang tidak diinginkan, cerewet, mengganggu waktu orang untuk presentasi yang menjengkelkan, dan sebagainya demi kepentingan pribadi. Hal ini menjadi rancu karena memang banyak salesman yang sekedar mencari pendapatan dan mengejar bonus. Namun pada dasarnya, salesmanship sendiri adalah sebuah ilmu dasar yang sangat berguna bagi kehidupan. Bila sistem penjualan itu sendiri didasari oleh semangat jujur, tulus, dan keinginan untuk saling bekerja sama, salesmanship tidak lagi merupakan hal yang menyebalkan dan berkonotasi negatif bagi diri anda maupu orang yang menerimanya. Dengan menjadi salesman yang baik kita bisa menjadi pimpinan yang lebih baik, bawahan yang paling baik, pasangan yang lebih baik, anak yang lebih baik, orang tua yang lebih baik, dan menjalani hidup kita denga lebih mudah dan ringan. Setiap orang yang hidup dan bekerja dengan baik di dunia ini harus dan sangat diwajibkan untuk menguasai ilmu salesmanship ini. Tidak perlu sampai menjadi seperti telemarketer atau salesman professional. Tapi setidaknya cukup mampu untuk menguasai dasar - dasarnya sehinggi mampu mempengaruhi dan membujuk orang lain untuk melakukan hal yang kita inginkan tanpa merasa terpaksa melakukannya. Dengan demikian, anda akan lebih mudah dalam bekerja dan menjalaji hidup seperti yang anda inginkan. Tetap Semangat! Hanya satu kata SUKSES!!!! GASS POOLLL

Jangan Mengaku Sebagai Salesman



TERNYATA salesman adalah profesi yang cenderung ditolak. Profesi ini adalah profesi menantang karena ternyata cenderung tidak diterima untuk bertamu. Sementara disisi lain, bukankah berkunjung/bertamu adalah salah satu alat yang paling efektif untuk berjualan? Wow... dunia semakin berubah! Sekian banyak wiraniaga pemula dan bahkan ada juga yang sudah senior masih saja selalu mengeluhkan betapa sulit mereka beremu dengan pengambil keputusan dan mempresentasikan produknya dengan nyaman. Bagi mereka, diusir secara halus adalah makanan sehari-hari yang kadang bisa melemahkan iman. Berangkat dari keluhan-keluhan itu, saya membuat survei kecil melalui internet dengan responden sekitar 90 orang yang tersebar di sebagian besar Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Saya menanyakan sejauh mana mereka merasa senang untuk menerima tamu seorang salesman. Kesimpulan sementara dari survei sungguh mengagetkan saya. Salesman adalah tamu nomor urut ketiga yang sangat tidak diharapkan setelah polisi dan pemeriksa pajak. Artinya dari sepuluh peran/profesi yang antri ingin bertemu, salesman adalah urutan kedelapan dari urutan itu. Yang lebih menarik adalah bahwa penagih hutang malah lebih diutamakan untuk ditemui dari pada salesman. Berikut hasil olahan data urutan tamu yang diterima oleh responden (dari yang paling didahulukan hingga yang paling ditolak).

keluarga
sahabat
tetangga
pekerja/aktifis politik
orang yang ingin berkenalan
penceramah agama
penagih hutang
salesman
pemeriksa pajak
polisi


Data tersebut diatas sepertinya dengan jelas menunjukkan bahwa salesman bukanlah profesi/peran yang paling disukai untuk ditemui. Artinya, mengaku sebagai salesman untuk bertamu adalah langkah konyol yang berpotensi menuai penolakan. Hadir sebagai keluarga, sahabat atau tetangga justru lebih berpotensi untuk diterima. Tidak heran jika multi level marketing lebih menyarankan untuk berjualan ke kalangan sendiri terlebih dahulu. Lalu, saya juga bertanya, jikalah mereka ’terpaska’ harus menerima salesman, salesman apakah yang paling mereka terima? Berikut urutannya: tidak memilih

salesman hotel
salesman koran
salesman perlengkapan rumah tangga
salesman kosmetik
salesman kendaraan bermotor
salesman obat kuat
salesman asuransi
salesman investasi
salesman multilevel marketing

Terlihat jelas sales multi level marketing adalah peran yang paling ditolak, diikuti oleh salesman investasi dan salesman asuransi. Tetapipada dasarnya indikasi penolakan terhadap peran salesman sangatlah jelas terlihat dari jawaban diatas.Saya juga bertanya alasan yang paling sering dipilih untuk menolak tamu yang tidak dikendakinya adalah:

sedang rapat (30 persen)
sedang ada tamu (28 persen)
sedang keluar kota (15 persen)
sedang makan (10 persen)
sedang sakit (07 persen)
harus ada janji dulu (05 persen)
menerima semua jenis tamu apapun (05 persen)

Bagi anda yang berkeinginan untuk bertamu, berikut durasi yang diminati oleh penerima tamu:

30 s/d 60 menit (60 persen)
0 s/d 30 menit (26 persen)
60 s/d 90 menit. ( 10 persen)
90 s/g 180 menit ( 04 persen)
lebih dari 190 menit. ( 00 persen)

Alasan : Studi kecil itu menggelitik pikian saya, mengapa begitu besar penolakan yang dialami salesman. Lalu kepada sebagian dari responden diatas, saya satu persatu bertanya kenapa mereka tidak suka menerima tamu seorang salesman. Ini Jawabnya;

sibuk, tidak mau diganggu (29 persen)
salesman kebanyakan itu sok pintar (23 persen)
salesman suka memaksa (21 persen)
salesman selalu memojokan kalau tidak membeli (17 persen)
membosankan (08 persen)
tidak punya uang (01 persen)
malas (01 persen)

Saya pikir, figur-figur diatas cukup sekali menjelaskan persepsi responden terhadap peran salesman. Ini seharusnya menjadi bekal bagi para salesman untuk berintrospeksi sehingga bisa lebih ’diterima’ oleh orang-orang seperti responden saya tersebut. Upaya memposisikan kembali citra salesman ke posisi yang lebih baik adalah pilihan yang cukup urgent pada saat ini, kalau tidak, kita mesti menghindari mengaku sebagai salesman jika akan memprospek target.

Team Work


Kita patut bersyukur diberi tuhan banyak kenikmatan, kesehatan dan rejeki yang melimpah ambil contoh kita diberi dua tangan dengan lima jari setiap tangan, kita coba satu jari untuk mengangkat gelas apakah bisa, kemungkinan bisa terangkat tapi apabila gelas tersebut terisi air,kemungkinan air tumpah akan semakin besar dan jika dengan tiga jari, kemungkinan tumpah semakin kecil dengan empat lima jari kita bisa mengengam, mengangkat, melempar gelas tersebut, dari cerita tersebut dappat diambil kesimpulan bahwa, satu menyatu dengan satu akan terbentuk sebuah kekuatan yang luar biasa yang diberikan tuhan kepada kita untuk mencapai tujuan, kunci dari team work adalah kebersamaan dengan satu arah dan tujuan